TUGAS TEORI ORGANISASI UMUM 2 KE-4
PENDAPATAN NASIONAL DAN TEORI UANG
1. Analisis pendapatan nasional dengan perekonomian
tertutup sederhana dua sektor
keseimbangan
dalam Pertumbuhan perekonomian di dalam suatu negara sangat berpengaruh
terhadap kehidupan rakyat di negara tersebut.Pertumbuhan ekonomi di indonesia
sekarang ini berbeda saat zaman orde baru. Saat Zaman orde baru pertumbuhan
ekonomi mungkin lebih baik,karena pada zaman itu terdapat sedikit partai
dibandingkan dengan zaman sekarang yang memiliki banyak partai. Akibat terlalu
banyaknya jumlah partai yang ada,sehingga para investor asing tidak lagi
menanam sahamnya di Indonesia, karena selalu dimintai untuk mendanai konfoi
partai tersebut.
Padahal saham
asing sangat membantu pertumbuhan ekonomi negara. Hubungan antara pertumbuhan
ekonomi, inflasi dan pengangguran sangat erat hubungannya. Salah Satu masalah
jangka pendek dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran.
Inflasi
(inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang
berlangsung terus menerus.Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara
merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang
dihadapi suatu negara.
Pendapatan nasional dapat
didefinisikan tiga cara, yaitu:
=> Nilai seluruh produk ( barang
dan jasa) yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
=> Jumlah pendapatan yang
diterima oleh seluruh factor produksi dalam suatu Negara selama satu periode
tertentu.
=> Jumlah pengeluaran untuk
membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode
tertentu.
Pendapatan Nasional dengan
Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah
Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi .Jumlah
inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara.
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan
penjumlahan dari lima hal , yaitu:
a) Upah atau gaji yang diterima
buruh atau karyawan
b) Pendapatan dari seseorang yang
melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
c) Keuntungan perusahaan
d) Pendapatan bunga selisih dari
perusahaan
e) Pendapatan sewa
2. Model analisis dengan variabel
investasi, tabungan
Pengertian konsumsi.
Konsumsi adalah penggunaan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Ciri-ciri barang konsumsi
a) Barang yang di konsumsi adalah
barang yang di hasilkan oleh manusia.
b) Barang yang di konsumsi di
tujukan langsung untuk memenuhi kebutuhanhidup.
c) Barang yang di konsumsi akan
habis atau mengalami penyusunan sedikitdemi sedikit sehingga
akhirnya tidak dapat
di gunakan lagi.
Tujuan kegiatan konsumsi :
Untuk memenuhi kebutuhan hidup
secara langsung
Pengertian Tabungan ialah sisa dari
pendapatan yang telah digunakan untuk pengeluaran pengeluaran konsumsi. Atau
dengan kata lain saving ialah bagian daripada pendapatan yang tidak dikonsumsi.
Dalam lingkup makro ekonomi saving dapat didefinisikan sebagai bagian dari pada
pendapatan nasional per tahun yang tidak dikonsumsi.
Tabungan adalah bagian dari
pendapatan dapat dibelanjakan (disposable income) yang tidak dikeluarkan untuk
konsumsi. Ini merupakan tabungan masyarakat. Tabungan pemerintah adalah selisih
positif antara penerimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin. Kedua macam
tabungan ini membentuk tabungan nasional, merupakan sumber dana investas
Pengertian Investasi adalah
keputusan menunda konsumsi sumber daya atau bagian penghasilan demi
meningkatkan kemampuan, menambah / menciptakan nilai hidup (penghasilan dan
kekayaan). Investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga non fisik,
terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dalam teori ekonomi makro yang
dibahas adalah investasi fisik. Dengan pembatasan tersebut maka definisi
investasi dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang
meningkatkan stok barang modal. Stok barang modal adalah jumlah barang modal
dalam suatu perekonomian pada saat tertentu.
a) Investasi Dalam
Bentuk Barang Modal dan Bangunan
Yang tercakup dalam investasi barang
modal dan bangunan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik,
mesin, peralatan produksi, bangunan/gedung yang baru. Karena daya tahan madal
dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut
sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment).
Di Indonesia, istilah yang setara
dengan fixed investment adalah pembentukan modal tetap domestic bruto (PMTDB).
Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi
bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.
b) Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi
barang lebih banyak daripada target penjualan. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan
meningkatkan penghasilan/keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan
sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah
direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk
persediaan barang baku dan setengah jadi.
3. Angka Pengganda
Angka pengganda menggambarkan
perbandingan diantara jumlah pertambahan/pengurangan dalam pendapatan nasional
dengan jumlah pertambahan/pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah
menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional.
Pendapatan nasional berubah sebagai
akibat dari perubahan nilai komponen, yaitu:
a).Investasi
b)Konsumsi
c)pengeluaran pemerintah
d)eksport dan import.
Perubahan pendapatan agregat sama
dengan perubahan konsumsi ditambah perubahan investasi . karena perubahan
konsumsi tergantung pada perubahan dalam investasi, kita dapat menghapus
konsumsi dari persamaan. Perubahan dalam pendapatan agregat sama dengan
pengganda investasi kali perubahan investasi. Multiplier investasi berkaitan
dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal: kecenderungan marjinal mengkonsumsi
adalah 1 dikurang (satu dibagi dengan pengganda investasi)
Dalam D berikut menunjukkan
perubahan; C = konsumsi; MPC = kecenderungan mengkonsumsi marjinal; I =
investasi; Y = pendapatan; k = investasi penggali).
DC = MPC (DY), perubahan dalam
konsumsi sama dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal kali erubahan
pendapatan)
DY = kDI, perubahan pendapatan sama
dengan pengganda investasi kali perubahan investasi
DY = DC + DI, perubahan pendapatan
juga sama dengan perubahan konsumsi ditambah perubahan investasi
Oleh Karena itu, pengganda investasi
kali perubahan investasi sama dengan kecenderungan mengkonsumsi marjinal kali
pengganda investasi kali perubahan investasi, lebih jelasnya:
kDI = MPC (kDI) + DI kDI – MPC
(kDI) = DI kDI (1 – MPC) = DI
1 – MPC = 1 / k
MPC = 1 -1 / k
Fungsi investasi otonomus berubah
menjadi I1 = 250, Konsumsi = 100 dan MPC = 100 + 0,8, sehingga pengeluaran
agregat juga berubah menjadi: AE1 = C + I1 = 100 + 0,8Y + 250 = 350 + 0,8Y
Output keseimbangan yang baru (Y1) adalah : Y = AE = 350 + 0,8Y1 0,2Y1 = 350 Y1
= 1750 DY = Y1 – Y = 1750 – 1500 = 250
Konsep ini menunjukan bahwa
perubahan pengeluaran otonomus sebesar satu unit akan mengubah output
keseimbangan beberapa kali lipat besarnya perubahan pengeluaran otonomus (A).
Dalam kasus diatas, penambahan A (I0 atau C0) sebesar 50 unit, telah menambah
Y, sebesar 250 unit. DY = DY / DA = 5. Angka 5 disebut sebagai angka pengganda.
Sehingga dapat diasumsikan bahwa angka pengganda ditentukan oleh besarnya angka
MPC.
Untuk menganalisa pendapat nasional,
ada 2 variabel yaitu :
1. Variabel indogen yang nilainya
dapat diperoleh setelah dihubungkan dengan variabel dalam suatu model.
2. Variabel exsogen merupakan
variabel yang besarnya ditentukan oleh kekuatan diluar model. Dalam pembahasan
ini variabel Investasi merupakan variabel exogen (dianggap tetap).
Terdapat beberapa cara yang
digunakan dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu :
1. Gross National Product (GNP) atau
disebut juga dengan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) merupakan nilai barang dan
jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik
warga negara tersebut, termasuk nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor
produksi yang digunakan di luar negri, namun tidak menghitung produksi yang
dimiliki penduduk atau perusahaan dari negara lain yang digunakan di dalam
negara tersebut (Sukirno, 2008, p35).
2. Gross Domestic Product (GDP) atau
disebut juga dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar dari
semua barang dan jasa final yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu
periode (Mankiw, 2006, p6), meliputi faktor produksi milik warga negaranya
sendiri maupun milik warga negara asing yang melakukan produksi di dalam negara
tersebut.
4. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan
pengangguran
Masalah ekonomi yang paling sering menjadi topik bahasan
oleh ahli ekonomi maupun para dosen pengampu mata kuliah ekonomi adalah masalah
tentang pengangguran dan inflasi. Sedangkan dalam indikator ekonomi makro ada
tiga hal utama yang paling sering menjadi pokok permasalahan, yaitu masalah
pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan yang terakhir adalah masalah pengangguran.
Ketiga masalah tersebut mempunyai keterkaitan hubungan yang tidak dapat
dipisahkan, sehingga cukup menarik untuk menjadi bahan pembahasan. Berikut ini
adalah uraian mengenai ketiga masalah tersebut.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan
produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian
dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan outputriil. Definisi
pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada
kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf
hidup diukur dengan output riil per orang.
2. Inflasi
Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan
tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut
maka apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan
harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua
negara di dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu,
tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran
untuk mengukur baik buruknya masalah eko-nomi yang dihadapi suatu negara. Bagi
negara yang perekono-miannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara
2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4
persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang
berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi. Namun
demikian ada negara yang meng-hadapai tingkat inflasi yang lebih serius atau
sangat tinggi, misalnya Indonesia pada tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650
persen. Inflasi yang sangat tinggi tersebut disebut hiper inflasi (hyper
inflation).
3. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja
(15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya.
Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa
sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena
sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
perbedaan antara inflasi dan pengangguran
jumlah orang yang menganggur adalah jumlah orang di negara
yang tidak memiliki pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja pada tingkat upah
pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat diubah menjadi persentase dengan
mengaitkan jumlah pengangguran, dengan jumlah orang dalam angkatan kerja.
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum selama 12 bulan.
Ini diukur dengan mengambil rata-rata tertimbang semua produk konsumen
(tertimbang pada frquency pembelian) dan menganalisis tren harga keseluruhan.
Hal ini sering disebut Indeks Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga
Konsumen (HICP). Hal ini menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat
harga umum dari semua barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun.
Kedua telah dianalisis bersama-sama dengan kurva Phillips yang
menunjukkan tingkat inflasi diplot terhadap tingkat pengangguran.
Uang,Teori uang dan Motif memegang uang
Uang dalam ilmu
ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat
diterima oleh setiap orang dimasyarakat dalam proses pertukaran ba
Barang
dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu
yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian
barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk
pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat
penunda pembayaran.
Pada
awalnya di Indonesia, uang —dalam hal ini uang kartal— diterbitkan oleh
pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun
1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah
kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya
lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu
disebut dengan hak oktroi.
Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk
pertukaran barang dengan barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan
cara barter. Secara lebih rinci, fungsi uang dibedakan menjadi dua yaitu fungsi
asli dan fungsi turunan.
·
Fungsi asli
Fungsi
asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan
sebagai penyimpan nilai.
§
Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang
dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu
menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar.
Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi
dengan pertukaran uang.
§
Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang
dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa
yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar
kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa
(alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk
memperlancar pertukaran.
§
Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena
dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke
masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai
pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang
tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
·
Fungsi Turunan
Selain
ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut
sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan itu antara lain :
§
Uang sebagai alat pembayaran yang sah
Kebutuhan manusia akan
barang dan jasa yang semakin bertambah dan beragam tidak dapat dipenuhi melalui
cara tukar-menukar atau barter. Guna mempermudah dalam mendapatkan barang
dan jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran yang dapat
diterima semua orang, yaitu uang.
§
Uang sebagai alat pembayaran utang
Uang dapat
digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang.
§
Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Sebagian orang biasanya
tidak menghabiskan semua uang yang dimilikinya untuk keperluan konsumsi. Ada
sebagian uang yang disisihkan dan ditabung untuk keperluan di masa datang.
§
Uang sebagai alat pemindah kekayaan
Seseorang yang
hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat memindahkan kekayaannya
yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan cara
menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli rumah yang baru dengan
menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.
§
Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Apabila nilai uang
stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi. Dengan adanya kegiatan
investasi, kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.
·
Teori Nilai Uang
Teori nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang
berkaitan dengan nilai uang. Nilai uang menjadi perhatian para ekonom, karena
tinggi atau rendahnya nilai uang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi.
Hal ini terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa
ahli. Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang
dinamis.
Ø
Teori uang statis
Teori
Uang Statis atau disebut juga "teori kualitatif statis" bertujuan
untuk menjawab pertanyaan: apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada
harganya? Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena
tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi.
Yang termasuk teori uang statis adalah:
§
Teori Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP
Uang bersifat seperti barang,
nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam yang dijadikan
uang itu. Contoh: uang emas dan uang perak.
§
Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari
Teori ini menyatakan bahwa uang
dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah pertukaran.
§
Teori Nominalisme
Uang diterima berdasarkan nilai daya
belinya.
§
Teori Negara
Asal mula uang karena negara,
apabila negara menetapkan apa yang menjadi alat tukar dan alat bayar maka
timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa
undang-undang pembayaran yang disahkan.
Ø
Teori uang dinamis
Teori ini mempersoalkan sebab
terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori dinamis antara lain:
§
Teori Kuantitas dari David Ricardo
Teori ini menyatakan bahwa kuat atau
lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila
jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun
menjadi setengah dari semula, dan juga sebaliknya.
§
Teori Kuantitas dari Irving Fisher
Teori yang telah dikemukakan David
Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur kecepatan
peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.
§
Teori Persediaan Kas
Teori ini dilihat dari jumlah uang
yang tidak dibelikan barang-barang.
§
Teori Ongkos Produksi
Teori ini menyatakan nilai uang
dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai
barang.
Motif Memegang Uang
Keynes
dalam teori Preferensi Likuidasi menjelaskan bahwa motif masyarakat dalam
memegang uang ada 3 macam. Antara lain :
A. Motif Transaksi
Pada
pendekatan klasik, diasumsikan bahwa tujuan setiap orang memegang uang adalah
sebagai alat tukar. Keynes menekankan komponen permintaan uang ditentukan oleh
tingkat transaksi setiap orang. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat
pendapatan seseorang maka permintaan orang tersebut terhadap barang atau jasa
semakin tinggi pula. Permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya tingkat pendapatan nasional.
B. Motif Berjaga-jaga
Uang
digunakan sebagai alat untuk menghadapi ketidakpastian akan kebutuhan di masa
mendatang. Keynes percaya bahwa jumlah uang yang dijadikan alat untuk
berjaga-jaga ditentukan oleh banyaknya transaksi yang diekspektasikan di masa mendatang.
Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional. Semakin
tinggi pendapatan seseorang, maka tingkat kesadaran terhadap masa depan akan
semakin tinggi. Kondisi masa depan yang tidak menentu akan mendorong orang
untuk melakukan motif ini. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin
tinggi akan perlunya uang untuk berjaga. Secara aggregate semakin tinggi
pendapatan nasional, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga
juga akan semakin tinggi.
C. Motif Spekulatif
Keynes
juga sependapat bahwa uang merupakan alat ukur kekayaan. Sehingga salah satu
alasan seseorang memegang uang adalah untuk alasan spekulatif .
D. Untuk Mendapatkan Keuntungan /
Berinvestasi
Arti
spekulasi pada motif ini adalah spekulasi dalam pembelian dan penjualan
surat-surat berharga. Motif ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Apabila
tingkat suku bunga naik, maka harga surat-surat berharga akan turun. Jadi
naiknya tingkat suku bunga akan menaikkan permintaan untuk spekulasi dan sebaliknya.
Bank sentral merupakan bank yang mengatur
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia
keuangan disuatu Negara.
Bank sentral di Indonesia bernama Bank Indonesia yang bertugas untuk:
- Mengatur dan menjaga kestabilan nilai rupiah
- Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat
Sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia melakukan tugas sebagai berikut:
- Bank Sirkulasi, yakni mempunyai hak tunggal untuk mengedarkan uang kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang sah.
- Banker’snBank Bank Sentral juga dianggap sebagai Bank-nya Bank.
- Lender of last resort. BI dianggap juga pemberi pinjaman pada tingkat terakhir (kredit likuiditas darurat).
Bank Umum merupakan bank yang bertugas
melayani seluruh jasa – jasa perbankan dan melayani segenap lapisan
masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga – lembaga lainnya.
Fungsi Bank-Umum secara lengkap adalah :
- Mengumpulkan dana yang sementara menganggur untuk dipinjamkan pada pihak lain atau membeli surat berharga.
- Mempermudah dalam lalu lintas pembayaran uang.
- Menjamin keamanan uang sementara tidak digunakan, misalnya menghindari risiko hilang, kebakaran, dll.
- Menciptakan kredit, yaitu dengan cara menciptakan demand deposit dari kelebihan cadangannya.
Perbedaan Bank Sentral dan Bank Umum
Bank Sentral
1. Lembaga yang tidak mencari keuntungan
2. Kegiatan bank dikelola oleh pemerintah
3. Bertindak sebagai pengawas dan pembina bank
4. Dapat secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha bank
5. Mengeluarkan uang kertas dan uang logam
6. Tidak memiliki saingan
7. Bertindak sebagai Lender of The Last Resort bagi perbankan
8. Tidak melayani jasa perbankan bagi individu dan perusahaan non-Lembaga Keuangan
Bank Umum
1. Merupakan badan usaha yang mencari untung
2. Umumnya secara kuantitas dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta
3. Diawasi dan dibina oleh bank sentral
4. Kegiatan operasinya dipengaruhi oleh bank sentral
5. Hanya dapat menciptakan uang giral
6. Melakukan persaingan antar bank
7. Harus memiliki rekening pada bank sentral
8. Melayani baik pribadi maupun perusahaan (masyarakat) secara umum
Kebijakan moneter
adalah kebijakan dari
otoritas moneter (bank sentral) dalam bentuk pengendalian agregat
moneter (seperti uang beredar, uang primer, atau kredit perbankan) untuk
mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.
Perkembangan perekonomian yang diinginkan dicerminkan oleh stabilitas
harga, pertumbuhan ekonomi, dan kesempatan kerja yang tersedia.
Kebijakan moneter adalah
proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan
tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga
pinjaman, “margin requirement”, kapitalisasi untuk bank atau bahkan
bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan
melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan
dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan
tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur
keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar
inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran
dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain
dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut
yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing
dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila
mengalami kesulitan likuiditas.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan
suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran)
serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga
serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan
dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat
dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian
ditransfer pada sektor riil.
Tujuan Kebijakan Moneter
- Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam perekonomian.
- Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan stabilitas tingkat harga.
- Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan pada berbagai sektor ekonomi.
- Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi melalui sumber penerimaan yang normal.
- Menjaga kestabilan Ekonomi
Artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
Harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar.
- Meningkatkan kesempatan kerja
Pada saat perekonomian stabil pengusaha
akan mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga
adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas
kesempatan kerja masyarakat.
- Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat
Dengan jalan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau sebaliknya.
Jenis-jenis Kebijakan Moneter
- Kebijakan moneter ketat (tight money policy) untuk mengurangi atau membatasi jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
- Kebijakan moneter longgar (easy money policy)
untuk menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk
mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan
masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.
Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stablisasi ekonomi yang dapat diukur dengan :
Semakin besar gairah untuk berusaha, maka
akan mengakibatkan peningkatan produksi. Peningkatan produksi ini akan
diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini berarti akan terjadinya
peningkatan kesempatan kerja dan kesehjateraan karyawan.
Apabila kestablian harga tercapai maka
akan menimbulkan kepercyaan di masyarakat. Masyarakat percaya bahwa
barang yang mereka beli sekarang akan sama dengan harga yang akan masa
depan.
- Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran internasional yang
seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi di suatu Negara. Agar neraca
pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah sering melakukan
kebijakan-kebijakan moneter.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
- Kebijakan Moneter Ekspansif/ Monetary Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar
- Kebijakan Moneter Kontraktif/ Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
- Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara
mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat
berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah
uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun,
bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan
menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga
pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari
Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga
Pasar Uang.
- Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan
jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral
pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang
sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang
bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta
sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar
berkurang.
- Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur
jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan
yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang,
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang
beredar, pemerintah menaikkan rasio.
- Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter
untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada
pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit
untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah
uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank
sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit
Ini dilakukan bila sudah terjadi hiper
inflasi, ini pernah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang
melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana
tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Demikian artikel yang dapat saya post kurang lebihnya saya minta maaf, terimakasih atas perhaian dan kunjungannya.
Sumber :
http://orang-sederhana.blogspot.com/2013/06/analisis-pendapatan-nasional-untuk.html
http://dhwie85.blogspot.com/2012/06/pengertian-uang-teori-uang-dan-motif.html
http://idadwiw.wordpress.com/2012/07/03/bank-sentral-dan-bank-umum/
http://idadwiw.wordpress.com/2012/07/03/kebijaksanaan-moneter/
Nama : Jody Fitrian Pradipta
Kelas : 2KA15
NPM : 13112946
MATKUL : Teori Organisasi Umum 2